Kamis, 01 April 2010

KEDUNGWRINGIN SEMPOR

Makna Kasih Sayang

By: agussyafii

Ada seorang ibu yang menceritakan kepada anaknya tentang rembulan. 'Anakku, di malam hari, ada makhluk yang sangat menakutkan dan menyeramkan. Dia matanya bulat seperti mata raksasa, juga suka sekali makan anak-anak kecil yang berkeliaran malam hari'

Sementara, ada ibu yang lain juga menceritakan kepada anaknya tentang rembulan, 'Anakku, bila malam hari tiba. Ada makhluk yang sangat indah. Dia muncul dengan senyuman, menyapa ramah setiap anak kecil dengan mengeluarkan cahaya dan menyebarkan kebahagiaan bagi anak-anak dan semua orang dimuka bumi.'

Pada malam bulan purnama tiba, kedua anak itu bermain dan rembulan itu muncul. Anak pertama lari terbirit-birit dan anak kedua berteriak-teriak penuh kegembiraan menyambut sahabatnya yang telah datang.

Begitulah sebaiknya kita mengajarkan kepada anak-anak kita bagaimana mencintai bukan bagaimana membenci. Bagaimana kita mensyukuri bukan bagaimana menyesali. Bagaimana kita menghormati orang lain bukan bagaimana merendahkan orang lain sebab pendidikan berarti memberikan makna kasih sayang pada anak-anak kita.

--
“Perumpaan orang mukmin dalam hal cinta-mencintai, kasih sayang dan kelemah lembutan adalah bagaikan sebuah tubuh yang bila salah satu organnya menderita, semua organ yang lain akan merasakan kesakitan dan panasnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Wassalam,

MEMAHAMI KEMISKINAN

Seorang janda membujuk dua anaknya yang sedang menangis kelaparan supaya tidur. ”Anakku, tidurlah, ibu sedang memasak makanan. Nanti kalau sudah siap, ibu bangunkan.” Ibu tersebut berulang kali mengucapkan kata-kata tersebut sambil mengusap-ngusap perut anaknya yang keroncongan.

Khalifah Umar yang sedang berkeliling melakukan inspeksi kebetulan lewat rumah tersebut dan mendengarkan jeritan kedua anak tersebut. Beliau mengetuk pintu dan menyamar sebagai rakyat biasa.

Ibu tersebut membukakan pintu setelah anaknya tidur. Sang khalifah bertanya mengapa kedua anak tersebut disuruh tidur, padahal mereka minta makan. Sang perempuan menjawab, ”Aku sama sekali tak bisa memberi mereka makan, dan yang sedang kumasak adalah sebongkah batu agar anak-anakku mengira akan punya makanan setelah bangun nanti. Ini semua salah Khalifah Umar yang tidak pernah peduli dengan nasib orang miskin seperti kami.”

Batin sang khalifah begitu tertekan mendengar ucapan wanita tersebut, dan membayangkan bagaimana pertanggungjawaban dia di hadapan Allah kelak. Tanpa berkata-kata, kemudian ia mengambil sekarung gandum dan daging dari rumahnya. Kemudian ia memasak makanan di rumah wanita tersebut. ”Sekarang, bangunkanlah anak-anakmu dan makanlah bersama mereka,” pinta sang khalifah. Kemudian perempuan tersebut berucap, ”Ya Allah, seandainya kami punya khalifah sebaik orang ini tentu tak akan ada orang yang kelaparan seperti kami.” Sang khalifah hanya tersenyum, dan kemudian pergi berpamitan. Si perempuan tidak pernah tahu bahwa pria baik hati tersebut adalah sang khalifah yang ia idamkan.
Sumber: Kembang Anggrek