Jumat, 03 Juni 2011

KARYA SANGGAR EBA JAKARTA

HUKUM MENDATANGKAN ROH

Hukum Mendatangkan Roh
﴿ حكم ما يسمى بتحضير الأرواح ﴾
] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي


Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah



Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad





2010 - 1431






﴿ حكم ما يسمى بتحضير الأرواح ﴾
« باللغة الإندونيسية »

الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز رحمه الله




ترجمة: محمد إقبال أحمد غزالي
مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو




2010 - 1431

بسم الله الرحمن الرحيم
Hukum Mendatangkan Roh

Segala puji bagi Allah , shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat dan yang mengikuti petunjuknya. Amma ba'du:
Sungguh banyak terjadi di tengah masyarakat dari kalangan penulis dan selain mereka sesuatu yang dinamakan 'ilmu mendatangkan roh'. Mereka mengklaim bisa mendapatkan roh-roh orang yang sudah mati dengan cara yang diciptakan oleh orang-orang yang melakukan dengan sulapan ini. Mereka bertanya kepadanya tentang berita orang-orang mati berupa nikmat dan siksa serta selain yang demikian itu yang mereka kira bahwa orang-orang mati mengetahui hal itu dalam kehidupan mereka. Saya telah merenungkan persoalan ini sekian lama maka jelas bagiku bahwa ia adalah ilmu yang batil, ia merupakan sulapan syetan yang ditujukan untuk merusak akidah, akhlak, menyamarkan kepada kaum muslimin, dan menyampaikan kepada pengakuan mengetahui ilmu ghaib dalam perkara yang banyak. Karena alasan inilah saya menulis kata-kata singkat dalam masalah itu untuk menjelaskan kebenaran dan memberi nasihat kepada umat serta menyingkap kesamaran dari manusia.
Saya katakan: tidak diragukan lagi bahwa masalah ini sama seperti masalah-masalah lainnya, harus mengembalikannya kepada Kitabullah dan sunnah rasul-Nya. Apapun yang ditetapkan keduanya atau salah satunya tentu kita menetapkannya dan yang dinafikan oleh keduanya atau salah satunya niscaya kita menafikannya, sebagaimana firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي اْلأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. an-Nisaa`:59)
Persoalan 'roh' termasuk masalah ghaib yang hanya Allah  saja yang mengetahui dan mengenal hakikatnya, maka tidak boleh mendalami padanya kecuali dengan dalil syara', firman Allah :
عَالِمَ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا . إِلاَّ مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. * Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. al-Jinn:26-27)
Dan firman Allah  dalam surah an-Naml:
قُل لاَّ يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ
Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", (QS. An-Naml:65)
Para ulama berbeda pendapat tentang maksud roh dalam firman Allah :
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah:"Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. al-Isra` :85)
Ada yang berpendapat: bahwa ia adalah roh yang ada di dalam tubuh. Berdasarkan pendapat ini maka ayat tersebut merupakan dalil bahwa roh adalah salah satu perkara Allah  yang manusia tidak mengetahui sedikitpun tentang hal itu kecuali Allah  memberitahukan kepada mereka, karena hal itu merupakan perkara yang hanya Allah  yang mengetahuinya dan Dia  menutup hal itu dari makhluk.
Al-Qur`an yang mulia dan hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah  menunjukkan bahwa roh-roh orang mati tetap ada setelah matinya tubuh (badan), di antara dalil yang menunjukkan hal itu adalah firman Allah :
اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ اْلأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Ia tahanlah jiwa (orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. (QS. az-Zumar:42)

Dan diriwayatkan dalam hadits bahwa Nabi : Menyuruh di hari perang Badar dengan dua puluh empat orang dari pemuka Quraisy, lalu mereka dilemparkan di salah satu sumur Badar yang kotor lagi jijik. Dan apabila beliau menang terhadap suatu kaum, beliau tinggal/menetap di tanah lapang selama tiga malam. Maka tatkala di Badar pada hari ke tiga, beliau  menyuruh agar tunggangan diikat, kemudian beliau  berjalan diikuti para sahabatnya dan mereka berkata: 'Kami tidak mengira beliau pergi kecuali untuk menunaikan hajatnya,' hingga beliau berdiri di tepi sumur, lalu beliau  memanggil nama-nama mereka dan nama-nama bapak mereka: 'Wahai fulan bin fulan, wahai fulan bin fulan..apakah menyenangkan kamu bahwa kamu taat kepada Allah  dan Rasul-Nya, sungguh kami telah mendapatkan apa yang dijanjikan Rabb kami menjadi kenyataan, apakah kamu mendapatkan yang dijanjikan Rabb-mu menjadi kenyataan? Umar  berkata: 'Ya Rasulullah, tidaklah engkau berbicara dari jasad yang tidak ada roh baginya.' Rasulullah  bersabda:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ... مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُوْلُهُ مِنْهُمْ وَلكِنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيْعُوْنَ أَنْ يُجِيْبُوْا
'Demi Allah yang diri Muhammad di dalam Tangan-Nya...kamu tidak lebih mendengar terhadap ucapanku dari mereka, namun mereka tidak bisa menjawab."
Dan dalam hadits shahih:
أَنَّ الْمَيِّتَ يَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِ الْمُشَيِّعِيْنَ لَهُ إِذَا انْصَرَفُوْا عَنْهُ
'Sesunnguhnya mayit mendengar bunyi sendal orang-orang yang mengantarnya apabila mereka berpaling darinya.'
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : 'Para salaf ijma' (konsensus) atas hal ini dan atsar-atsar dari mereka sudah mencapai derajat mutawatir bahwa mayat mendengar ziarah orang yang hidup kepadanya dan bergembira dengannya. Dan Ibnul Qayyim rahimahullah mengutip bahwa Ibnu Abbas  berkata dalam tafsir firman Allah :
اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ اْلأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Ia tahanlah jiwa (orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. (QS. az-Zumar:42)
: sampai berita kepadaku bahwa roh-roh orang-orang yang hidup dan yang mati bertemu di dalam tidur, lalu saling bertanya di antara mereka. Lalu Allah  menahan roh-roh orang yang sudah mati dan melepaskan roh-roh orang-orang yang masih ke tubuh mereka.'
Kemudian Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: 'Pertemuan roh orang-orang yang masih hidup dan yang sudah mati ditunjukkan bahwa orang yang masih hidup melihat orang yang sudah mati di dalam tidurnya, lalu ia bertanya kepadanya dan yang mati mengabarkan kepadanya dengan sesuatu yang tidak diketahui oleh yang masih hidup, maka beritanya sama seperti yang dikabarkannya.
Inilah yang bersumber dari kaum salaf bahwa roh orang-orang yang sudah wafat tetap ada hingga yang dikehendaki oleh Allah  dan mendengar, namun tidak ada dasarnya bahwa ia bisa berhubungan dengan orang yang hidup di luar tidur.
Sebagaimana tidak ada dasarnya pengakuan para pesulap tentang kemampuan mereka mendatangkan roh-roh orang mati yang mereka kehendaki, berbicara dan bertanya kepadanya. Ini semua adalah pengakuan-pengakuan batil, tidak ada dasar yang menguatkannya secara naql (riwayat, dalil) dan tidak pula secara akal. Bahkan sesungguhnya Allah , Dia-lah Yang Maha Mengetahui dengan roh-roh ini, mengatur padanya. Dia  Yang Maha Kuasa mengembalikannya ke jasadnya apabila Dia menghendaki hal itu. Hanya Dia  saja yang mengatur di dalam kerajaan-Nya dan makhluk-Nya, tidak ada yang bisa ikut campur. Adapun yang mengaku selain itu, maka ia mengaku sesuatu yang dia tidak mengetahui dan berbohong kepada manusia dalam menjual berita-berita roh: bisa jadi untuk mendapatkan harta, atau memamerkan kekuatannya yang tidak mampu dilakukan orang lain, atau untuk merancukan manusia untuk merusak akidah dan agama.
Pengakuan para pembohong tersebut berupa mendatangkan roh, sebenarnya hanyalah roh-roh syetan yang melayaninya dengan menyembahnya dan memenuhi permintaannya, dan ia membantunya sesuai permintaannya secara bohong dan palsu dalam menyerupai nama-nama yang mereka akui dari orang-orang yang sudah mati, seperti firman Allah :
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ . وَلِتَصْغَى إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِاْلآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُم مُّقْتَرِفُونَ
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan. * Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. (QS. al-An'aam:112-113)
Dan firman Allah :
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُم مِّنَ الإِنسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُم مِّنَ اْلإِنسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلَتْ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلاَّ مَا شَاءَ اللهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman):"Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia:"Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari pada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman:"Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. al-An'aam:128)
Para ulama tafsir menyebutkan bahwa kesenangan jin dengan manusia adalah penyembahan mereka (manusia) kepada mereka (jin) dengan menyembelih hewan, nazar, dan berdoa. Dan sesungguhnya kesenangan manusia dengan jin adalah dalam menunaikan hajat mereka yang mereka minta dari mereka (jin), mengabarkan kepada mereka sebagai perkara gaib yang diketahui jin di sebagian tempat yang jauh, atau mereka mengupingnya dari pembicaraan (malaikat), atau mereka berbohon dan itulah yang terbanyak. Andaikan para manusia itu tidak melakukan pendekatan diri kepada para roh yang mereka datangkan dengan sedikit ibadah, maka hal itu tidak berarti boleh dan halal, karena bertanya kepada para syetan, peramal, dukun, dan ahli nujum adalah dilarang secara syara', dan mempercayai berita mereka lebih besar haram dan dosanya, bahkan ia termasuk cabang kekufuran, berdasarkan sabda Nabi :
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْئٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً
"Barangsiapa yang mendatangi peramal, lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu niscaya shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam."
Dan dalam Musnad Ahmad dan sunan: dari nabi , beliau  bersabda:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم.
"Barangsiapa yang mendatangi dukun, lalu membenarkan (mempercayai) ucapannya, berarti ia telah kafir dengan yang diturunkan kepada Muhammad ."
Banyak sekali hadits dan atsar dalam makna ini, dan tidak diragukan lagi roh-roh yang mereka datangkan menurut pengakuan mereka masuk dalam kategori larangan Nabi , karena ia termasuk jenis roh yang menyertai para dukun dan peramal dari golongan syetan, maka hukumnya sama. Maka tidak boleh bertanya kepadanya, tidak boleh mendatangkannya, dan tidak boleh pula membenarkannya. Bahkan semua itu haram dan kemungkaran, bahkan merupakan kebatilan, berdasarkan yang telah engkau dengar dari hadits-hadits dan atsar dalam hal itu, dan karena apa yang mereka kutip dari roh-roh ini dipandang termasuk ilmu gaib, dan Allah  berfirman:
قُل لاَّ يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ
Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah",... (QS. an-Naml:65)
Bisa jadi roh-roh ini adalah syetan-syetan yang menyertai mayit-mayit yang mereka meminta roh-roh mereka, lalu ia mengabarkan sesuatu yang ia ketahui berupa kondisi mayit di saat hidupnya seraya mengaku bahwa ia adalah roh mayat tersebut yang ia menyertainya. Maka tidak boleh mempercayainya, tidak boleh memanggilnya, dan tidak boleh bertanya kepadanya, sebagaimana telah dikemukakan dalil atas hal itu. Apa yang didatangkannya tidak lain hanyalah syetan dan jin yang melayani mereka sebagai imbalan melakukan ibadah kepada mereka yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah  saja. Hal itu membawa kepada syirik akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama. Kita berlindung kepada Allah  dari hal itu.
Lajnah Daimah (Tim tetap) di Darul Ifta` KSA telah menerbitkan fatwa tentang 'hipnotis' yang merupakan salah satu jenis mendatangkan ruh, inilah bunyinya:
(Hipnotis merupakan salah satu jenis sihir (perdukunan) yang mempergunakan jin sehingga di pelaku dapat menguasai diri korban, lalu berbicaralah dia melalui ucapannya dan mendapatkan kekuatan untuk melakukan sebagian pekerjaan setelah dikuasainya dirinya tersebut. Hal ini bisa terjadi, jika di korban benar-benar serius bersamanya dan patuh. Sebaliknya, hal ini dilakukan si pelaku karena adanya imbalan darinya terhadap hal yang dijadikannya taqarrub tersebut. Jin tersebut membuat si korban berada di bawah kendali di pelaku untuk melakukan pekerjaan atau berita yang dimintanya. Bantuan tersebut diberikan oleh jin bila ia memang serius melakukannya bersama si pelaku.
Atas dasar ini, menggunakan 'hipnotis' dan menjadikannya sebagai cara atau sarana untuk menunjukkan lokasi pencurian, benda yang hilang, mengobati pasien atau melakukan pekerjaan lain melalui si pelaku ini tidak boleh hukumnya. Bahkan, ini termasuk syirik karena alasan di atas dan hal itu termasuk berlindung kepada selain Allah  terhadap hal yang merupakan sebab-sebab biasa di mana Allah  menjadikannya dapat dilakukan oleh para makhluk dan membolehkannya bagi mereka). Hingga di sini pernyataan lajnah.
Di antara orang yang mengungkap hakikat pengakuan batil ini adalah DR. Muhammad Muhammad Husain dalam bukunya: ar-Ruhiyatul haditsah: Hakikatuha wa Ahdafuha (ruh baru: hakikat dan tujuannya). Sebelumnya ia termasuk orang yang menipu dengan sulap ini dalam waktu yang lama, kemudian Allah  menunjukkan kepadanya jalan kebenaran dan mengungkap kepalsuan pengakuan itu setelah ia memasukinya dan tidak mendapatkan di dalamnya selain khurafat dan kebohongan belaka. Ia menyebutkan: bahwa orang-orang yang mendatangkan arwah melakukan beberapa cara: di antara mereka ada kalangan pemula yang berpegang di atas gelas kecil atau cangkir yang berpindah di antara huruf yang telah ditulis/dilukis di atas meja, dan terbentuk jawaban arwah yang dipanggil –menurut pengakuan mereka- dari kumpulan huruf menurut susunan berpindahnya padanya. Di antara mereka ada yang berpegang menurut cara keranjang yang diletakkan pulpen di sisinya yang menulis jawaban atas pertanyaan para penanya. Di antara mereka ada yang berpegang di atas perantara, seperti perantara hipnotis.
Dan ia menyebutkan bahwa ia ragu terhadap orang yang mengaku mendatang arwah, dan sesungguhnya di belakang mereka ada yang mendorong mereka. Buktinya, iklan yang dilakukan untuk mereka, koran dan majalah berlomba mengikuti mereka dan mempublikasikan mereka, belum pernah ada sebelumnya aktifitas yang menyentuh roh atau kehidupan akhirat, dan belum pernah ada yang mengajak kepada agama atau beriman kepada Allah .
Ia menyebutkan bahwa mereka berkeinginan menghidupkan dakwah Fir'aun dan dakwah jahiliyah lainnya. Sebagaimana ia menyebutkan bahwa orang-orang yang menjual dasar pemikiran ini adalah orang-orang yang kehilangan nama, maka mereka menipu diri mereka dengan ilusi, dan sesungguhnya orang yang paling terkenal menjual bid'ah ini bernama Olover Lord yang kehilangan anaknya di perang dunia pertama. Dan sama seperti pendiri ruhiyah di Mesir yang bernama Ahmad Fahmi Abul Khair yang anaknya wafat pada tahun 1937 M. Ia dikaruniai anak setelah sekian lama menunggu.
DR. Muhammad Muhammad Husain menyebutkan bahwa ia telah menekuni bid'ah ini. Ia memulai dengan cara gelas dan meja, maka ia tidak mendapatkan padanya sesuatu yang memuaskan. Dan berakhir kepada tahapan perantara dan ia berusaha menyaksikan sesuatu yang mereka akui berupa membentuk roh atau suara langsung, dan mereka melihatnya sebagai dalil pengakuan mereka, maka ia tidak berhasil dan tidak pula orang lain. Karena hal itu pada hakikatnya tidak pernah ada. Namun hanya merupakan permainan kuat yang berdiri di atas tipuan samar lagi ahli yang bertujuan menghancurkan agama. Badan zeonis internasional yang menghancurkan tidak jauh darinya (punya peran besar dalam hal ini, pent.) Dan manakala ia tidak puas terhadap pemikiran dan mengetahui hakikatnya, ia menarik diri darinya dan berniat menjelaskan hakikatnya kepada manusia. Dan ia berkata: 'Sesungguhnya orang-orang yang menyimpang tersebut akan terus berusaha menyesatkan manusia sampai iman terlepas dari dada mereka (kaum muslimin, pent.) dan akidah sirna dari jiwa mereka, dan menyerahkan mereka kepada kerancuan berupa prasangka dan ilusi belaka. Orang-orang yang mengaku mendatangkan ruh tidak mengakui para rasul kecuali hanya sebagai perantara ruhiyah, seperti yang dikatakan pemimpin mereka Utser Fendelay dalam bukunya: 'Di tepi alam atsiri' tentang para nabi: "Mereka (para nabi) adalah perantara dalam derajat yang tinggi dari derajat perantara, mukjizat yang terjadi lewat tangan mereka tidak lain hanyalah fenomena ruhiyah seperti fenomena yang terjadi di ruangan mendatangkan ruh.'
Dan DR. Husein berkata: 'Apabila mereka gagal mendatangkan ruh, mereka berkata, 'Perantara tidak sukses, atau para saksi yang hadir tidak mendapat restu, atau sesungguhnya di antara yang hadir ada yang ragu atau menantang.
Di antara pengakuan mereka yang batil adalah: mereka mengaku bahwa Jibril  menghadiri majelis mereka dan memberi berkah kepadanya –semoga Allah  mengutuk mereka-. Hingga di sini tujuan ucapan DR. Muhammad Muhammad Husein.
Dari penjelasan yang kami berikan di depan, pernyataan Lanjah Daimah, dan DR. Muhammad Muhammad Husein dalam praktek hipnotis: jelas sekali kebatilan pengakuan orang-orang yang mendatangkan arwah bahwa mereka sanggup mendatangkan arwah orang-orang mati dan bertanya tentang apa yang mereka inginkan. Dan diketahui bahwa semua ini adalah perbuatan syetan dan sulapan yang batil, yang masuk dalam larangan Nabi  tentang bertanya kepada para dukun, peramal, ahli nujum dan semisal mereka.
Para pejabat (pemerintah) di negara-negara Islam berkewajiban melarang kebatilan ini, menghentikannya, dan menghukum para pelakunya hingga ia berhenti melakukannya. Sebagaimana para pemimpin redaksi mass media Islam berkewajiban agar tidak mempublikasikan kebatilan ini dan jangan mengotori koran mereka. Dan apabila memang harus mengutip, maka hendaknya ia mengutip bantahan (canter), menjelaskan kepalsuan dan memberi peringatan terhadap permainan syetan dari bangsa jin dan manusia, tipu daya dan penipuan mereka terhadap manusia. Dan Allah  mengatakan yang haqq dan Dia  yang memberi petunjuk kepada jalan kebenaran. Dia-lah tempat memohon semoga Dia memperbaiki kondisi kaum muslimin, memberi pemahaman agama kepada mereka, melindungi mereka dari tipu daya para penjahat dan penyamaran wali-wali syetan. Sesungguhnya Dia  mengurus hal itu lagi Maha Kuasa atasnya.
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Syaikh bin Baz – Kumpulan Fatwa dan Artikel (3/309-316).

HUKUM MENDATANGKAN ROH

Hukum Mendatangkan Roh
﴿ حكم ما يسمى بتحضير الأرواح ﴾
] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي


Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah



Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad





2010 - 1431






﴿ حكم ما يسمى بتحضير الأرواح ﴾
« باللغة الإندونيسية »

الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز رحمه الله




ترجمة: محمد إقبال أحمد غزالي
مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو




2010 - 1431

بسم الله الرحمن الرحيم
Hukum Mendatangkan Roh

Segala puji bagi Allah , shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat dan yang mengikuti petunjuknya. Amma ba'du:
Sungguh banyak terjadi di tengah masyarakat dari kalangan penulis dan selain mereka sesuatu yang dinamakan 'ilmu mendatangkan roh'. Mereka mengklaim bisa mendapatkan roh-roh orang yang sudah mati dengan cara yang diciptakan oleh orang-orang yang melakukan dengan sulapan ini. Mereka bertanya kepadanya tentang berita orang-orang mati berupa nikmat dan siksa serta selain yang demikian itu yang mereka kira bahwa orang-orang mati mengetahui hal itu dalam kehidupan mereka. Saya telah merenungkan persoalan ini sekian lama maka jelas bagiku bahwa ia adalah ilmu yang batil, ia merupakan sulapan syetan yang ditujukan untuk merusak akidah, akhlak, menyamarkan kepada kaum muslimin, dan menyampaikan kepada pengakuan mengetahui ilmu ghaib dalam perkara yang banyak. Karena alasan inilah saya menulis kata-kata singkat dalam masalah itu untuk menjelaskan kebenaran dan memberi nasihat kepada umat serta menyingkap kesamaran dari manusia.
Saya katakan: tidak diragukan lagi bahwa masalah ini sama seperti masalah-masalah lainnya, harus mengembalikannya kepada Kitabullah dan sunnah rasul-Nya. Apapun yang ditetapkan keduanya atau salah satunya tentu kita menetapkannya dan yang dinafikan oleh keduanya atau salah satunya niscaya kita menafikannya, sebagaimana firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي اْلأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. an-Nisaa`:59)
Persoalan 'roh' termasuk masalah ghaib yang hanya Allah  saja yang mengetahui dan mengenal hakikatnya, maka tidak boleh mendalami padanya kecuali dengan dalil syara', firman Allah :
عَالِمَ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا . إِلاَّ مَنِ ارْتَضَى مِن رَّسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. * Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. al-Jinn:26-27)
Dan firman Allah  dalam surah an-Naml:
قُل لاَّ يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ
Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", (QS. An-Naml:65)
Para ulama berbeda pendapat tentang maksud roh dalam firman Allah :
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلاً
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah:"Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. al-Isra` :85)
Ada yang berpendapat: bahwa ia adalah roh yang ada di dalam tubuh. Berdasarkan pendapat ini maka ayat tersebut merupakan dalil bahwa roh adalah salah satu perkara Allah  yang manusia tidak mengetahui sedikitpun tentang hal itu kecuali Allah  memberitahukan kepada mereka, karena hal itu merupakan perkara yang hanya Allah  yang mengetahuinya dan Dia  menutup hal itu dari makhluk.
Al-Qur`an yang mulia dan hadits-hadits yang shahih dari Rasulullah  menunjukkan bahwa roh-roh orang mati tetap ada setelah matinya tubuh (badan), di antara dalil yang menunjukkan hal itu adalah firman Allah :
اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ اْلأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Ia tahanlah jiwa (orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. (QS. az-Zumar:42)

Dan diriwayatkan dalam hadits bahwa Nabi : Menyuruh di hari perang Badar dengan dua puluh empat orang dari pemuka Quraisy, lalu mereka dilemparkan di salah satu sumur Badar yang kotor lagi jijik. Dan apabila beliau menang terhadap suatu kaum, beliau tinggal/menetap di tanah lapang selama tiga malam. Maka tatkala di Badar pada hari ke tiga, beliau  menyuruh agar tunggangan diikat, kemudian beliau  berjalan diikuti para sahabatnya dan mereka berkata: 'Kami tidak mengira beliau pergi kecuali untuk menunaikan hajatnya,' hingga beliau berdiri di tepi sumur, lalu beliau  memanggil nama-nama mereka dan nama-nama bapak mereka: 'Wahai fulan bin fulan, wahai fulan bin fulan..apakah menyenangkan kamu bahwa kamu taat kepada Allah  dan Rasul-Nya, sungguh kami telah mendapatkan apa yang dijanjikan Rabb kami menjadi kenyataan, apakah kamu mendapatkan yang dijanjikan Rabb-mu menjadi kenyataan? Umar  berkata: 'Ya Rasulullah, tidaklah engkau berbicara dari jasad yang tidak ada roh baginya.' Rasulullah  bersabda:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ... مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُوْلُهُ مِنْهُمْ وَلكِنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيْعُوْنَ أَنْ يُجِيْبُوْا
'Demi Allah yang diri Muhammad di dalam Tangan-Nya...kamu tidak lebih mendengar terhadap ucapanku dari mereka, namun mereka tidak bisa menjawab."
Dan dalam hadits shahih:
أَنَّ الْمَيِّتَ يَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِ الْمُشَيِّعِيْنَ لَهُ إِذَا انْصَرَفُوْا عَنْهُ
'Sesunnguhnya mayit mendengar bunyi sendal orang-orang yang mengantarnya apabila mereka berpaling darinya.'
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : 'Para salaf ijma' (konsensus) atas hal ini dan atsar-atsar dari mereka sudah mencapai derajat mutawatir bahwa mayat mendengar ziarah orang yang hidup kepadanya dan bergembira dengannya. Dan Ibnul Qayyim rahimahullah mengutip bahwa Ibnu Abbas  berkata dalam tafsir firman Allah :
اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ اْلأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Ia tahanlah jiwa (orang) yang telah ia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. (QS. az-Zumar:42)
: sampai berita kepadaku bahwa roh-roh orang-orang yang hidup dan yang mati bertemu di dalam tidur, lalu saling bertanya di antara mereka. Lalu Allah  menahan roh-roh orang yang sudah mati dan melepaskan roh-roh orang-orang yang masih ke tubuh mereka.'
Kemudian Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: 'Pertemuan roh orang-orang yang masih hidup dan yang sudah mati ditunjukkan bahwa orang yang masih hidup melihat orang yang sudah mati di dalam tidurnya, lalu ia bertanya kepadanya dan yang mati mengabarkan kepadanya dengan sesuatu yang tidak diketahui oleh yang masih hidup, maka beritanya sama seperti yang dikabarkannya.
Inilah yang bersumber dari kaum salaf bahwa roh orang-orang yang sudah wafat tetap ada hingga yang dikehendaki oleh Allah  dan mendengar, namun tidak ada dasarnya bahwa ia bisa berhubungan dengan orang yang hidup di luar tidur.
Sebagaimana tidak ada dasarnya pengakuan para pesulap tentang kemampuan mereka mendatangkan roh-roh orang mati yang mereka kehendaki, berbicara dan bertanya kepadanya. Ini semua adalah pengakuan-pengakuan batil, tidak ada dasar yang menguatkannya secara naql (riwayat, dalil) dan tidak pula secara akal. Bahkan sesungguhnya Allah , Dia-lah Yang Maha Mengetahui dengan roh-roh ini, mengatur padanya. Dia  Yang Maha Kuasa mengembalikannya ke jasadnya apabila Dia menghendaki hal itu. Hanya Dia  saja yang mengatur di dalam kerajaan-Nya dan makhluk-Nya, tidak ada yang bisa ikut campur. Adapun yang mengaku selain itu, maka ia mengaku sesuatu yang dia tidak mengetahui dan berbohong kepada manusia dalam menjual berita-berita roh: bisa jadi untuk mendapatkan harta, atau memamerkan kekuatannya yang tidak mampu dilakukan orang lain, atau untuk merancukan manusia untuk merusak akidah dan agama.
Pengakuan para pembohong tersebut berupa mendatangkan roh, sebenarnya hanyalah roh-roh syetan yang melayaninya dengan menyembahnya dan memenuhi permintaannya, dan ia membantunya sesuai permintaannya secara bohong dan palsu dalam menyerupai nama-nama yang mereka akui dari orang-orang yang sudah mati, seperti firman Allah :
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ . وَلِتَصْغَى إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِاْلآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُم مُّقْتَرِفُونَ
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan. * Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan. (QS. al-An'aam:112-113)
Dan firman Allah :
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُم مِّنَ الإِنسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُم مِّنَ اْلإِنسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلَتْ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلاَّ مَا شَاءَ اللهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman):"Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia", lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia:"Ya Rabb kami, sesungguhnya sebahagian dari pada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman:"Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal didalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. al-An'aam:128)
Para ulama tafsir menyebutkan bahwa kesenangan jin dengan manusia adalah penyembahan mereka (manusia) kepada mereka (jin) dengan menyembelih hewan, nazar, dan berdoa. Dan sesungguhnya kesenangan manusia dengan jin adalah dalam menunaikan hajat mereka yang mereka minta dari mereka (jin), mengabarkan kepada mereka sebagai perkara gaib yang diketahui jin di sebagian tempat yang jauh, atau mereka mengupingnya dari pembicaraan (malaikat), atau mereka berbohon dan itulah yang terbanyak. Andaikan para manusia itu tidak melakukan pendekatan diri kepada para roh yang mereka datangkan dengan sedikit ibadah, maka hal itu tidak berarti boleh dan halal, karena bertanya kepada para syetan, peramal, dukun, dan ahli nujum adalah dilarang secara syara', dan mempercayai berita mereka lebih besar haram dan dosanya, bahkan ia termasuk cabang kekufuran, berdasarkan sabda Nabi :
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْئٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً
"Barangsiapa yang mendatangi peramal, lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu niscaya shalatnya tidak diterima selama empat puluh malam."
Dan dalam Musnad Ahmad dan sunan: dari nabi , beliau  bersabda:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم.
"Barangsiapa yang mendatangi dukun, lalu membenarkan (mempercayai) ucapannya, berarti ia telah kafir dengan yang diturunkan kepada Muhammad ."
Banyak sekali hadits dan atsar dalam makna ini, dan tidak diragukan lagi roh-roh yang mereka datangkan menurut pengakuan mereka masuk dalam kategori larangan Nabi , karena ia termasuk jenis roh yang menyertai para dukun dan peramal dari golongan syetan, maka hukumnya sama. Maka tidak boleh bertanya kepadanya, tidak boleh mendatangkannya, dan tidak boleh pula membenarkannya. Bahkan semua itu haram dan kemungkaran, bahkan merupakan kebatilan, berdasarkan yang telah engkau dengar dari hadits-hadits dan atsar dalam hal itu, dan karena apa yang mereka kutip dari roh-roh ini dipandang termasuk ilmu gaib, dan Allah  berfirman:
قُل لاَّ يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ
Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah",... (QS. an-Naml:65)
Bisa jadi roh-roh ini adalah syetan-syetan yang menyertai mayit-mayit yang mereka meminta roh-roh mereka, lalu ia mengabarkan sesuatu yang ia ketahui berupa kondisi mayit di saat hidupnya seraya mengaku bahwa ia adalah roh mayat tersebut yang ia menyertainya. Maka tidak boleh mempercayainya, tidak boleh memanggilnya, dan tidak boleh bertanya kepadanya, sebagaimana telah dikemukakan dalil atas hal itu. Apa yang didatangkannya tidak lain hanyalah syetan dan jin yang melayani mereka sebagai imbalan melakukan ibadah kepada mereka yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah  saja. Hal itu membawa kepada syirik akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama. Kita berlindung kepada Allah  dari hal itu.
Lajnah Daimah (Tim tetap) di Darul Ifta` KSA telah menerbitkan fatwa tentang 'hipnotis' yang merupakan salah satu jenis mendatangkan ruh, inilah bunyinya:
(Hipnotis merupakan salah satu jenis sihir (perdukunan) yang mempergunakan jin sehingga di pelaku dapat menguasai diri korban, lalu berbicaralah dia melalui ucapannya dan mendapatkan kekuatan untuk melakukan sebagian pekerjaan setelah dikuasainya dirinya tersebut. Hal ini bisa terjadi, jika di korban benar-benar serius bersamanya dan patuh. Sebaliknya, hal ini dilakukan si pelaku karena adanya imbalan darinya terhadap hal yang dijadikannya taqarrub tersebut. Jin tersebut membuat si korban berada di bawah kendali di pelaku untuk melakukan pekerjaan atau berita yang dimintanya. Bantuan tersebut diberikan oleh jin bila ia memang serius melakukannya bersama si pelaku.
Atas dasar ini, menggunakan 'hipnotis' dan menjadikannya sebagai cara atau sarana untuk menunjukkan lokasi pencurian, benda yang hilang, mengobati pasien atau melakukan pekerjaan lain melalui si pelaku ini tidak boleh hukumnya. Bahkan, ini termasuk syirik karena alasan di atas dan hal itu termasuk berlindung kepada selain Allah  terhadap hal yang merupakan sebab-sebab biasa di mana Allah  menjadikannya dapat dilakukan oleh para makhluk dan membolehkannya bagi mereka). Hingga di sini pernyataan lajnah.
Di antara orang yang mengungkap hakikat pengakuan batil ini adalah DR. Muhammad Muhammad Husain dalam bukunya: ar-Ruhiyatul haditsah: Hakikatuha wa Ahdafuha (ruh baru: hakikat dan tujuannya). Sebelumnya ia termasuk orang yang menipu dengan sulap ini dalam waktu yang lama, kemudian Allah  menunjukkan kepadanya jalan kebenaran dan mengungkap kepalsuan pengakuan itu setelah ia memasukinya dan tidak mendapatkan di dalamnya selain khurafat dan kebohongan belaka. Ia menyebutkan: bahwa orang-orang yang mendatangkan arwah melakukan beberapa cara: di antara mereka ada kalangan pemula yang berpegang di atas gelas kecil atau cangkir yang berpindah di antara huruf yang telah ditulis/dilukis di atas meja, dan terbentuk jawaban arwah yang dipanggil –menurut pengakuan mereka- dari kumpulan huruf menurut susunan berpindahnya padanya. Di antara mereka ada yang berpegang menurut cara keranjang yang diletakkan pulpen di sisinya yang menulis jawaban atas pertanyaan para penanya. Di antara mereka ada yang berpegang di atas perantara, seperti perantara hipnotis.
Dan ia menyebutkan bahwa ia ragu terhadap orang yang mengaku mendatang arwah, dan sesungguhnya di belakang mereka ada yang mendorong mereka. Buktinya, iklan yang dilakukan untuk mereka, koran dan majalah berlomba mengikuti mereka dan mempublikasikan mereka, belum pernah ada sebelumnya aktifitas yang menyentuh roh atau kehidupan akhirat, dan belum pernah ada yang mengajak kepada agama atau beriman kepada Allah .
Ia menyebutkan bahwa mereka berkeinginan menghidupkan dakwah Fir'aun dan dakwah jahiliyah lainnya. Sebagaimana ia menyebutkan bahwa orang-orang yang menjual dasar pemikiran ini adalah orang-orang yang kehilangan nama, maka mereka menipu diri mereka dengan ilusi, dan sesungguhnya orang yang paling terkenal menjual bid'ah ini bernama Olover Lord yang kehilangan anaknya di perang dunia pertama. Dan sama seperti pendiri ruhiyah di Mesir yang bernama Ahmad Fahmi Abul Khair yang anaknya wafat pada tahun 1937 M. Ia dikaruniai anak setelah sekian lama menunggu.
DR. Muhammad Muhammad Husain menyebutkan bahwa ia telah menekuni bid'ah ini. Ia memulai dengan cara gelas dan meja, maka ia tidak mendapatkan padanya sesuatu yang memuaskan. Dan berakhir kepada tahapan perantara dan ia berusaha menyaksikan sesuatu yang mereka akui berupa membentuk roh atau suara langsung, dan mereka melihatnya sebagai dalil pengakuan mereka, maka ia tidak berhasil dan tidak pula orang lain. Karena hal itu pada hakikatnya tidak pernah ada. Namun hanya merupakan permainan kuat yang berdiri di atas tipuan samar lagi ahli yang bertujuan menghancurkan agama. Badan zeonis internasional yang menghancurkan tidak jauh darinya (punya peran besar dalam hal ini, pent.) Dan manakala ia tidak puas terhadap pemikiran dan mengetahui hakikatnya, ia menarik diri darinya dan berniat menjelaskan hakikatnya kepada manusia. Dan ia berkata: 'Sesungguhnya orang-orang yang menyimpang tersebut akan terus berusaha menyesatkan manusia sampai iman terlepas dari dada mereka (kaum muslimin, pent.) dan akidah sirna dari jiwa mereka, dan menyerahkan mereka kepada kerancuan berupa prasangka dan ilusi belaka. Orang-orang yang mengaku mendatangkan ruh tidak mengakui para rasul kecuali hanya sebagai perantara ruhiyah, seperti yang dikatakan pemimpin mereka Utser Fendelay dalam bukunya: 'Di tepi alam atsiri' tentang para nabi: "Mereka (para nabi) adalah perantara dalam derajat yang tinggi dari derajat perantara, mukjizat yang terjadi lewat tangan mereka tidak lain hanyalah fenomena ruhiyah seperti fenomena yang terjadi di ruangan mendatangkan ruh.'
Dan DR. Husein berkata: 'Apabila mereka gagal mendatangkan ruh, mereka berkata, 'Perantara tidak sukses, atau para saksi yang hadir tidak mendapat restu, atau sesungguhnya di antara yang hadir ada yang ragu atau menantang.
Di antara pengakuan mereka yang batil adalah: mereka mengaku bahwa Jibril  menghadiri majelis mereka dan memberi berkah kepadanya –semoga Allah  mengutuk mereka-. Hingga di sini tujuan ucapan DR. Muhammad Muhammad Husein.
Dari penjelasan yang kami berikan di depan, pernyataan Lanjah Daimah, dan DR. Muhammad Muhammad Husein dalam praktek hipnotis: jelas sekali kebatilan pengakuan orang-orang yang mendatangkan arwah bahwa mereka sanggup mendatangkan arwah orang-orang mati dan bertanya tentang apa yang mereka inginkan. Dan diketahui bahwa semua ini adalah perbuatan syetan dan sulapan yang batil, yang masuk dalam larangan Nabi  tentang bertanya kepada para dukun, peramal, ahli nujum dan semisal mereka.
Para pejabat (pemerintah) di negara-negara Islam berkewajiban melarang kebatilan ini, menghentikannya, dan menghukum para pelakunya hingga ia berhenti melakukannya. Sebagaimana para pemimpin redaksi mass media Islam berkewajiban agar tidak mempublikasikan kebatilan ini dan jangan mengotori koran mereka. Dan apabila memang harus mengutip, maka hendaknya ia mengutip bantahan (canter), menjelaskan kepalsuan dan memberi peringatan terhadap permainan syetan dari bangsa jin dan manusia, tipu daya dan penipuan mereka terhadap manusia. Dan Allah  mengatakan yang haqq dan Dia  yang memberi petunjuk kepada jalan kebenaran. Dia-lah tempat memohon semoga Dia memperbaiki kondisi kaum muslimin, memberi pemahaman agama kepada mereka, melindungi mereka dari tipu daya para penjahat dan penyamaran wali-wali syetan. Sesungguhnya Dia  mengurus hal itu lagi Maha Kuasa atasnya.
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Syaikh bin Baz – Kumpulan Fatwa dan Artikel (3/309-316).

BERBAHAGIA DENGAN HUSNUL KHOTIMAH

BERBAHAGIA DENGAN HUSNU KHATIMAH, SENGSARA DENGAN SU'UL KHATIMAH

Husnul khatimah adalah akhirnya yang baik. Yaitu seorang hamba, sebelum meninggal, ia diberi taufiq untuk menjauhi semua yang dapat menyebakan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia bertaubat dari dosa dan maksiat, serta semangat melakukan ketaatan dan perbuatan-perbuatan baik, hingga akhirnya ia meninggal dalam kondisi ini. Dalil yang menunjukan makna ini, yaitu hadits shahih dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah memanfaatkannya”. Para sahabat bertanya,”Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasulullah menjawab,”Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal.” Husnul khatimah memiliki beberapa tanda, di antaranya ada yang diketahui oleh hamba yang sedang sakaratul maut, dan ada pula yang diketahui orang lain. Tanda husnul khatimah, yang hanya diketahui hamba yang mengalaminya, yaitu diterimanya kabar gembira saat sakaratul maut, berupa ridha Allah sebagai anugerahNya. Su’ul khatimah (akhir yang buruk) adalah, meninggal dalam keadaan berpaling dari Allah Azza wa Jalla, berada di atas murkaNya serta meninggalkan kewajiban dari Allah. Tidak diragukan lagi, demikian ini akhir kehidupan yang menyedihkan, selalu dikhawatirkan oleh orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjauhkan kita darinya.

BERBAHAGIA DENGAN HUSNUL KHOTIMAH

BERBAHAGIA DENGAN HUSNU KHATIMAH, SENGSARA DENGAN SU'UL KHATIMAH

Husnul khatimah adalah akhirnya yang baik. Yaitu seorang hamba, sebelum meninggal, ia diberi taufiq untuk menjauhi semua yang dapat menyebakan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia bertaubat dari dosa dan maksiat, serta semangat melakukan ketaatan dan perbuatan-perbuatan baik, hingga akhirnya ia meninggal dalam kondisi ini. Dalil yang menunjukan makna ini, yaitu hadits shahih dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah memanfaatkannya”. Para sahabat bertanya,”Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasulullah menjawab,”Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal.” Husnul khatimah memiliki beberapa tanda, di antaranya ada yang diketahui oleh hamba yang sedang sakaratul maut, dan ada pula yang diketahui orang lain. Tanda husnul khatimah, yang hanya diketahui hamba yang mengalaminya, yaitu diterimanya kabar gembira saat sakaratul maut, berupa ridha Allah sebagai anugerahNya. Su’ul khatimah (akhir yang buruk) adalah, meninggal dalam keadaan berpaling dari Allah Azza wa Jalla, berada di atas murkaNya serta meninggalkan kewajiban dari Allah. Tidak diragukan lagi, demikian ini akhir kehidupan yang menyedihkan, selalu dikhawatirkan oleh orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjauhkan kita darinya.

Minggu, 02 Januari 2011

DESAKU YANG TAK TERSENTUH PEMBANGUNAN

Desa Kedungwringin Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen termasuk desa yang tak tersentuh pembangunan pemerintah Kabupaten, karena akses jalannya pun sampai sekarang masih rusak bahkan sangat parah, diperburuk lagi oleh kendaraan truk pengangkut pasir dan kayu yang sering melintas didesa itu.
Aparat desa dan warganya telah berulang kali mengajukan permohonan pembangunan desanya, namun sampai sekarang belum ada tanggapan yang serius dari pemerintah setemapt.
Harapan kami sebagai warga desa Kedungwringin semoga pemerintah Kabupaten Kebumen segera merealisasikan pemabungan jalan yang selama ini sudah dijanjikan.

KISAH MENGHARUKAN SEORANG ANAK KECIL

Sepasang suami meninggalkan seorang diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus teriak, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak dengan teriakan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya.

Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar. Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mataisterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..

Ya Rabb........Pantes kah hukuman itu dia terima??????

Sabtu, 01 Januari 2011

TANGISAN PERTAMA MEMBAWA CAHAYA

Oleh : Rudi Al-Farisi

Malam yang dingin itu, lutfi masih saja asyik dengan kebiasaan lamanya. Mabuk mabukan, judi dengan ditemani wanita seksi, sudah biasa dalam kehidupannya. Disaat semua orang terlena dengan mimpi mimpi tidurnya, ia malah makin nikmat dengan permainan maksiatnya.
Tiba tiba hp nya berdering tanda sms masuk.
Sebentar kawan…ucap lutfi. Segera pulang,
istrimu sedang dirumah sakit, ia akan melahirkan.

Spontan ia terkejut. Lalu bergegas menghidupkan sepeda motornya. Sampai dirumah sakit. Mertuanya langsung menyemprot nya dengan bumbu bumbu ceramah. Ia tak ambil pusing, segera saja ia bertanya kepada dokter tentang keadaan istrinya.
Lutfi memang termasuk bandit. Semua orang mengetahuinya. Tetapi ia tidak bisa menghilangkan rasa cintanya pada sang istri yang begitu sabar menghadapi sifat bejatnya.

Pernah suatu ketika, ia tertangkap oleh polisi dan dipenjara beberapa bulan. Hanya istrinya yang selalu setia menjenguk dan membawakan makanan ke penjara. Guna menjaga gizi sang suami tercinta. Itu terjadi pada saat bulan kedua pernikahannya.
Dok. Gimana kondisi istriku…” Tanya lutfi pada dokter.
Tenang pak.. istri bapak besok akan segera kita operasi. Air ketubannya sudah kering. Sekarang kita bantu dengan infus, kita akan persiapkan semuanya. Tolong pak, diurus administrasinya”. Jelas dokter.
Baik pak.. saya minta tolong pak, berikan yang terbaik untuk istri saya..”.
Melihat suasana itu, mertuanya terlihat luluh, memang lutfi dikenal masyarakat sebagai pemuda yang brandal, mungkin karena umurnya yang masih muda, tetapi didalam relung hatinya, ia sangat mencintai istrinya.

* * * * * * * * * *

Didepan kamar operasi, keluarga dan tetangga dekat telah menunggu apa yang akan terjadi. Tiba tiba pintu ruang operasi terbuka, setelah dua jam mereka menunggu.
Siapa ayahnya,,” suara perawat memecah kerisauan.
Saya mbak..” jawab lutfi spontan.
Selamat pak,,,” anak bapak laki laki.. ucap suster.
ALHAMDULILLAHHHH”. Teriak serentak diruangan itu.
“ Istri saya gimana mbak…
“ Tenang pak,,lagi dalam pemulihan, ia tak apa apa. Masih dalam efek bius. Lebih baik bapak ikut saya keruang incubator, biar sikecil langsung di azankan. Jelas mbak perawat.
Azan”..teriak halus bibirnya.
Seketika mendengar seruan untuk mengazankan anaknya. Sontak kaki lutfi kaku bagai tak ada refleks untuk bergerak. Ia diam membisu, bibirnya gemetar, ia bingung dengan apa yang terjadi. Keluarga yang melihat kejadian itu, tidak begitu kaget, karena lutfi dikenal sebagai sosok yang tak tahu soal agama.
Sholat aja tak pernah apalagi bacaannya”. Celetuk bibir usil salah satu keluarga.
“ Ba…baik mbak..” jawab lutfi terbata.
Di ruang incubator, lutfi mengumandangkan azan ditelinga kanan putranya. Ia memang tak pernah sholat, tapi ia sering mendengar suara azan berkumandang di mesjid dekat rumahnya. Ia masih ingat nada nada seruan sholat itu, walaupun tidak tau artinya tapi ia ingat betul urutannya.
“ ALLAHU AKBAR…ALLAHU AKBAR..”
“ LAAILAHAILLALLAHU..”
Keluarga yang sedang penasaran ingin melihat sang bayi, tepat didepan pintu ruang incubator terkejut, heran, kagum, haru, menyaksikan suasana itu. Bisa juga ya… anak itu azan”. Celetuk bibir ibu mertuanya.

Lutfi yang terdiam kaku melihat wajah bayi mungil itu, tak terasa matanya basah meneteskan air bening hingga membasahi pipinya, kakinya kaku bagai dipasung, badannya oleng tak seimbang hingga akhirnya ia roboh, membentuk posisi sujud kepada Rabb nya. Ia bingung dengan kondisi dirinya. apa yang terjadi…lirih hatinya kebingungan.

Keluarganya diluar lebih kaget melihat lutfi dengan posisi sujud itu. Adik ipar yang hendak masuk untuk menolong abang iparnya itu dilarang pak mansyur tetangga lutfi yang ikut menjeguk.

Biarkan saja, hidayah ALLAH sedang berproses pada dirinya. Jawab pak mansyur, takmir mesjid dekat rumahnya. Keluarga, tetangga dan para penjeguk dari teman temannya, haru terdiam melihat suasana itu. Malah ibu mertuanya menangis menyaksikan peristiwa itu.

Lutfi masih sujud, air matanya sudah menggenangi lantai ruangan itu. Sudah sepuluh menit ia dibiarkan begitu, tubuhnya yang masih lemas tiba tiba bangkit mendengar tangisan putranya, seakan putranya tahu kondisi ayahnya. Dan menangis memecah suasana. Tangisan itulah yang membawa cahaya bagi hidupnya.(**)

TANGISAN PERTAMA MEMBAWA CAHAYA

Oleh : Rudi Al-Farisi

Malam yang dingin itu, lutfi masih saja asyik dengan kebiasaan lamanya. Mabuk mabukan, judi dengan ditemani wanita seksi, sudah biasa dalam kehidupannya. Disaat semua orang terlena dengan mimpi mimpi tidurnya, ia malah makin nikmat dengan permainan maksiatnya.
Tiba tiba hp nya berdering tanda sms masuk.
Sebentar kawan…ucap lutfi. Segera pulang,
istrimu sedang dirumah sakit, ia akan melahirkan.

Spontan ia terkejut. Lalu bergegas menghidupkan sepeda motornya. Sampai dirumah sakit. Mertuanya langsung menyemprot nya dengan bumbu bumbu ceramah. Ia tak ambil pusing, segera saja ia bertanya kepada dokter tentang keadaan istrinya.
Lutfi memang termasuk bandit. Semua orang mengetahuinya. Tetapi ia tidak bisa menghilangkan rasa cintanya pada sang istri yang begitu sabar menghadapi sifat bejatnya.

Pernah suatu ketika, ia tertangkap oleh polisi dan dipenjara beberapa bulan. Hanya istrinya yang selalu setia menjenguk dan membawakan makanan ke penjara. Guna menjaga gizi sang suami tercinta. Itu terjadi pada saat bulan kedua pernikahannya.
Dok. Gimana kondisi istriku…” Tanya lutfi pada dokter.
Tenang pak.. istri bapak besok akan segera kita operasi. Air ketubannya sudah kering. Sekarang kita bantu dengan infus, kita akan persiapkan semuanya. Tolong pak, diurus administrasinya”. Jelas dokter.
Baik pak.. saya minta tolong pak, berikan yang terbaik untuk istri saya..”.
Melihat suasana itu, mertuanya terlihat luluh, memang lutfi dikenal masyarakat sebagai pemuda yang brandal, mungkin karena umurnya yang masih muda, tetapi didalam relung hatinya, ia sangat mencintai istrinya.

* * * * * * * * * *

Didepan kamar operasi, keluarga dan tetangga dekat telah menunggu apa yang akan terjadi. Tiba tiba pintu ruang operasi terbuka, setelah dua jam mereka menunggu.
Siapa ayahnya,,” suara perawat memecah kerisauan.
Saya mbak..” jawab lutfi spontan.
Selamat pak,,,” anak bapak laki laki.. ucap suster.
ALHAMDULILLAHHHH”. Teriak serentak diruangan itu.
“ Istri saya gimana mbak…
“ Tenang pak,,lagi dalam pemulihan, ia tak apa apa. Masih dalam efek bius. Lebih baik bapak ikut saya keruang incubator, biar sikecil langsung di azankan. Jelas mbak perawat.
Azan”..teriak halus bibirnya.
Seketika mendengar seruan untuk mengazankan anaknya. Sontak kaki lutfi kaku bagai tak ada refleks untuk bergerak. Ia diam membisu, bibirnya gemetar, ia bingung dengan apa yang terjadi. Keluarga yang melihat kejadian itu, tidak begitu kaget, karena lutfi dikenal sebagai sosok yang tak tahu soal agama.
Sholat aja tak pernah apalagi bacaannya”. Celetuk bibir usil salah satu keluarga.
“ Ba…baik mbak..” jawab lutfi terbata.
Di ruang incubator, lutfi mengumandangkan azan ditelinga kanan putranya. Ia memang tak pernah sholat, tapi ia sering mendengar suara azan berkumandang di mesjid dekat rumahnya. Ia masih ingat nada nada seruan sholat itu, walaupun tidak tau artinya tapi ia ingat betul urutannya.
“ ALLAHU AKBAR…ALLAHU AKBAR..”
“ LAAILAHAILLALLAHU..”
Keluarga yang sedang penasaran ingin melihat sang bayi, tepat didepan pintu ruang incubator terkejut, heran, kagum, haru, menyaksikan suasana itu. Bisa juga ya… anak itu azan”. Celetuk bibir ibu mertuanya.

Lutfi yang terdiam kaku melihat wajah bayi mungil itu, tak terasa matanya basah meneteskan air bening hingga membasahi pipinya, kakinya kaku bagai dipasung, badannya oleng tak seimbang hingga akhirnya ia roboh, membentuk posisi sujud kepada Rabb nya. Ia bingung dengan kondisi dirinya. apa yang terjadi…lirih hatinya kebingungan.

Keluarganya diluar lebih kaget melihat lutfi dengan posisi sujud itu. Adik ipar yang hendak masuk untuk menolong abang iparnya itu dilarang pak mansyur tetangga lutfi yang ikut menjeguk.

Biarkan saja, hidayah ALLAH sedang berproses pada dirinya. Jawab pak mansyur, takmir mesjid dekat rumahnya. Keluarga, tetangga dan para penjeguk dari teman temannya, haru terdiam melihat suasana itu. Malah ibu mertuanya menangis menyaksikan peristiwa itu.

Lutfi masih sujud, air matanya sudah menggenangi lantai ruangan itu. Sudah sepuluh menit ia dibiarkan begitu, tubuhnya yang masih lemas tiba tiba bangkit mendengar tangisan putranya, seakan putranya tahu kondisi ayahnya. Dan menangis memecah suasana. Tangisan itulah yang membawa cahaya bagi hidupnya.(**)